Blogroll

Home » » MAKALAH “PERKEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL”

MAKALAH “PERKEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL”



1.      Pendahuluan
Untuk menggunakan media audio-visual seperti yang ada sekarang masih banyak hambatannya bagi kita di Indonesia ini. Sebabnya diantara alat-alat audio-visual yang modern, ada yang memerlukan alat khusus seperti proyektor yang pada gilirannya memerlukan aliran listrik. Alat demikian tidak pula murah. Kondisi di Indonesia dewasa ini belum memungkinkan bagi semua yang berkepentingan untuk menggunakan alat yang serba mahal. Selain dari itu sarana yang ada di kota tidak selalu ada di desa. Apa yang dapat dilakukan di kota sering tidak dapat dilaksanakan di desa. Namun tanpa alat yang mahal dan rumit orang sudah dapat mengatakan, bahwa dia telah memanfaatkan alat visual atau alat peraga kalau dia sudah menggunakan gambar atau foto untuk menyampaikan pelajaran atau informasi. Program audio-visual memang tidak lengkap tanpa rekaman suara, slaid atau film, namun kita tidak boleh terhalang oleh tiadanya rekaman suara, slaid atau film untuk membuat komunikasi lebih cepat dan lebih efektif. Kita dapat menggunakan alat-alat visual yang sederhana, murah, dan mudah didapat. Atau yang dibuat sendiri. Alat-alat demikian terkenal dengan nama “low cost audio-visual aids”.
Jadi, dalam menggunakan alat-alat audio-visual, kita mulai saja di mana kita berada. Yang pokok anda harus yakin lebih dahulu akan manfaatnya dan menggunakan yang ada dengan baik, sesudah itu berusaha mengenal alat-alat yang lain dan menggunakannya pula begitu ada kesempatan untuk itu.
Media audio-visual yang diterangkan dalam makalah ini merupakan media komunikasi tidak saja untuk pengajaran tetapi juga untuk penerangan atau penyuluhan. Alat-alat audio-visual itu dapat membuat komunikasi menjadi efektif. Mengapa demikian dan apa-apa alat itu serta bagaimana cara menggunakannya akan dijelaskan berturut-turut dalam makalah ini.


Pengertian Audio
      Menurut pandangan pengembangan pelajaran, medium audio merupakan sumber bahan ajaran yang ekonomis, menyenangkan, dan mudah disiapkan untuk disiapkan oleh siswa. Sekali dikemas materi pelajaran serta urutan penyajiannya jadi tetap, pasti dan dapat berfungsi sebagai medium instruksional untuk belajar sendiri.
      Apabila disiapkan secara tepat dan digunakan dengan baik, program audio dapat diproduksi dan di distribusikan dengan biaya yang relatif murah. Akan tetapi, apabila tidak didisain dan tidak digunakan dengan baik, ia justru akan menjadi penggangu dalam kegiatan belajar siswa jadi, seperti halnya dengan media yang lain, pengajaran dengan audio harus dilakukan dengan ketrampilan, dengan seni, dan dengan perencanaan yang matang terlebih dahulu.
      Kebanyakan pengembangan pengajaran terbiasa dengan bahan-bahan tulis yang dimaksutkan untuk dibaca olehsiswa. Kebiasaan menulis biasanya dikembangkan berdasarkan oeraturan tertentu sehingga dapat menghasilkan gaya tulisan yang enak dibaca. Setelah isi dan urutan materi pelajaran tersusun, penulis tinggal menyelesaikannya sampai menjadi produk akhir berupa bahan cetak. Selama bekarja penulis dipandu oleh peraturan yang menyangkut struktur kalimat, tata bahasa, pengalinean, tanda baca, peringkasan dan ejaan. Hal diatas adalah penulis naskah untuk dibaca, sedangkan penulisan naskah untuk didengar memerlukan keahlian khusus, dan mempunyai ukuran kualitas tertentu. Hal itu bukan bararti aturan tata bahasa yang baik dan ungkapan yang jelas harus ditinggalkan dalam menulis kalimat untuk diucapkan. Maksudnya kalimat yang ditulis harus dapat diungkapkan dengan wajar. Untuk iti penulis perlu memperhatikan beberapa karakteristik seperti:
-          Irama, kombinasi kata dan bunyi yang dapat diucapkan dengan mudah, jelas, dan lancar.
-          Tata Bahasa, meletakkan kata-kata kunci di tempat-tempat yang pasti dapat didengar oleh pendengar. Misalnya, kata pertama yang diucapkan mungkin tidakpasti akan didengar, karena pendengar mungkin perlu memusatkan perhatiannya untuk menerima pesan kata-kata yang penting. Jadi struktur kalimat dimulai dengan kata-kata yang menarik perhatian, yang pelan-pelan diarahkan kepada kata-kata atau kalimat-kalimat kunci.
-          Struktur kalimat, umumnya pendek-pendek dan tidak kompleks.
                        Medium audio dapat digunakan dengan berbagai cara: digunakan tunggal (audio saja), atau dengan bahan cetakan, atau bersama dengan film bingkai atau gambar diam yang lain, masing-masing kegunaan itu memerlukan teknik pengembangan naskah audio yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, bab ini dibagi menjadi sub-sub bagian sebagai berikut:
-          Pengembangan naskah untuk audio saja (audio digunakan dengan bahan-bahan cetakan).
-          Menggembangkan naskah untuk audio yang dibantu dengan gambar diam.
-          Pengembangan naskah untuk bahan-bahan audio yang menopang prestasi gambar diam.
                        Oleh karena sebagian besar bahan-bahan audio instruksional diproduksi dalam format pita, daftar cek hanya berhubungan dengan medium itu, bukan berhubungan dengan naskah untuk penggunaan audio atau hubungan jarak jauh (teleconference). Demikian juga teknik dan prosedur pengembangan yang sama dapat digunakan untuk keperlaun itu, dan juga untuk bentuk-bentuk media audio lainnya.
Hubungan materi audio dengan tujuan instruksional
Jenis media: medium instruksional
Ciri khusus: mampu memberikan rangsang pendengaran.
Penggunaan dalam proses belajar:
Untuk tujuan kognitive: audio dapat digunakan untuk mengajar pengenalan kembali dan atau pembedaan perangsang audio yang relevan. Beberapa contoh misalnya untuk:
Memperdagangkan bunyi aatau suara mesin atau alat yang akan digunakan oleh siswa; atau untuk memperdengarkan bunyi mesin atau alat yang merusak, agar siswa dapat membedakan rusak tidaknya suatu mesin yang ditunjukan melalui bunyi.
Memperdengarkan suara-suara tanda bahaya tertentu, atau suara alat-alat lain sehingga siswa dapat mengambil tindakan tertentu.
Mengajarkan pengernalan kembali dialeg dan istilah yang berhubungan dengan pekerjan, atau untuk memperdengarkan suara dilapangan disertai suara latar belakangnya.
Memberikan latihan pendengaran, untuk belajar mengingat atau mengucapkan kata dan kalimat dari bahasa asing atu bahasa yang tidak dikenal.
Audio dapat juga mengajarkan berbagai aturan dan prinsip. Apabila digunakan untuk tujuan ini, biasanya rekaman audio dilengkapi dengan atau sebagai pengganti bahan cetak atau gambar diam film bingkai, film rangkai. Maksutnya untuk memberi variasi pada latihan atau untuk memantapkan isi.
Untuk tujuan pisikomotor: audio dapat digunakan untuk mengajar ketrampilan verbal, seperti mislnya:
Memberi kesempatan pada siswa untuk mendengar, meniru, dan melatih kata-kata dari bahasa asing, atau kata yang belum dikenal.
Memberikan pelatihan kepada siswa agar dapat mengenal kembali dan melatih pengucapan kata-kata untuk mengatasi masalah kesulitan berbicara.

Visual
                        Sudah lama orang beranggapan bahwa film dan vidio merupakan sitem yang saling bersaing, yang masing-masing mempunyai keunikan. Namun pengalaman dalam memproduksi film, baik film hiburan, berita, maupun film pendidikan, yang telah membawa orang kepada satu kesimpulan TV dan film sebanarnya tidak jauh berbeda, keduanya saling menunjang sebagai sistem yang berdampingan. Produk-produk akhir dibuat dari gabungan film dan vidio; produksi-produksi banyak yang dikerjakan dalam sistem vidio kemudian untuk ditransfer kefilm berguna untuk pendistribusian; tehnik produksi pada kedua media ini tidak jauh berbeda, dan efek serta cara penyajian pesan yang khas pada masing-masingnya jarang terlihat, kecuali bagi penonton yang benar-benar pengalaman. Bagi para pemakai siswa, dapat diberi informasi dengan menggunakan gambar bergerak.




Media berbasis audio-visual
                        Media audio dan audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Sekali kita membeli tape dan peralatan seperti pae recorder, hampir tidak diperlukan lagi biaya tambahan karena tape dapat dihapus stelah digunakan \dan pesan baru dapat direkam kembali. Disamping itu, tersedia materi audio yang dapat digunakan dan dapat disesuaikan dengan tingkat kemamouan siswa. Audio dapat menampilkan pesan yang memotivasi. Audio tape recorder juga dapat dibawa kemana-mana, dan karena tape recorder dapat menggunakan batrei, maka ia dapat digunakan dilapangan atau ditempat-tempat yang tak terjangkau oleh listrik. Kaset tape audio dapat pula dimanfaatkan untuk pelajaran dan tugas dirumah. Ini dimungkinkan, karena hampir semua siswa memiliki mesin radio tape.
Disamping menari dan memotifasi siwa untuk mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan untuk:
1.      Mengembangkan ketrampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar.
2.      Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi
3.      Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa;
4.      Menyiapkan variasi yang emnarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.
1)      Radio dan tape
                        Penggunaan media audio dalam pembelajaran dibatasi hanya oleh imajinasi guru dan siswa. Bahan-bahan ajar yang telah direkam telkah banyak tersedia untuk berbagai bidang ilmu. Misalnya, rekaman suara berbagai jenis alat musik dapat digunakan untuk bercerita kepada anak-anak, bermain, melakonkan cerita, nyanyian, dll. Meskipun tidak ada prosedur baku tentang penggunaan bahan-bahan audio, sebaiknya materi audio disajikan dengan mengikuti langkah-langkah yang biasa diikuti ketika menggunakan materi pelajaran ]dalam bentuk lain.



2)      Kombinasi slaid dan suara
Gabungan slaid (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah diproduksi. Sistem multi media ini serbaguna, mudah digunakan, dan cukup evektif untuk pembekajaran kelompok atau pemmbelajaran perorangan dan belajar mandiri. Jika didisain dengan baik, sistem multi media gabungan slaid dan tape dapat membawa dampak yang dramatis dan tentu saja dapat meningkatkan hasil belajar.
Yang berkenaan dengan alat-alat audio-visual saja ada yang memberi batasan atau definisi sebagai berikut:
-          Pendidikan visual artinya tidak lain daripada penyajian pengertian melalui “pengalaman melihat”.
-          Pendidikan visual adalah suatu metode untuk menyampaikan informasi berdasarkan prinsip psikologis yang menyatakan, bahwa seseorang memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dilihat dariapda sesuatu yang didengar atau dibacanya.
Menurut beberapa faktor dalam filsafat dan sejarah pendidikan, apa yang kita ketahui, tepatnya pengetahuan disalurkan ke otak melalui satu indera atau lebih. Banyak ahli berpendapat, bahwa 75% dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera yang lain. Inilah yang menyebabkan orang sering berkata. “Oh ya, saya ingat rupanya, tetapi lupa namanya”.
Namun walau apapun arti yang diberikan kepada alat-alat audio-visual itu, yang tidak boleh dilupakan adalah, bahwa semua merupakan bantuan semata-mata yang harus digunakan secara tepat dan terampil dalam mengajar dan belajar.
1)      Alat-Alat Audio-Visual Mempermudah Orang Menyampaikan dan Menerima Pelajaran atau Informasi serta Dapat Menghindarkan Salah Pengertian
Seorang ahli dalam bidang audio-visual mengatakan: “Perhatian yang semakin meluas dalam penggunaan alat-alat audio-visual telah mendorong bagi diadakannya banyak penyelidikan ilmiah mengenai tempat dan nilai alat-alat audio-visual tersebut dalam pendidikan. Penyelidikan itu telah membuktikan, bahwa alat-alat audio-visual jelas mempunyai nilai yang berharga dalam bidang pendidikan”.
Alat-alat audio-visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata daripada yang dapat disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis, oleh karena itu alat-alat audio-visual membuat suatu pengertian atau informasi menjadi lebih berarti. Kita lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat sensori seperti gambar, bagan, contoh barang atau model. Kata-kata yang diucapkan, ditulis atau dicetak penuh dengan bahaya verbalisme, artinya penggunaan kata-kata yang tidak dapat dimengerti dengan jelas. Hasilnya keragu-raguan. Melihat bagaimana sebuah mesin pemintal bekerja, jauh lebih jelas daripada membaca atau mendengar uraiannya. Kesanggupan berpikir abstrak hanya diperoleh dengan latihan dan dibangun di atas pengalaman-pengalaman terdahulu dengan realita yang nyata. Dengan melihat dan sekaligus mendengar, orang yang menerima pelajaran, penerangan atau penyuluhan dapat lebih menerima pelajaran, penerangan atau penyuluhan dapat lebih mudah dan lebih cepat mengerti tentang apa yang dimaksud oleh yang memberi pelajaran, penerangan, atau penyuluhan. Keragu-raguan atau salah pengertian dapat dihindarkan secara efektif.
2)      Alat-Alat Audio-Visual Mendorong Keinginan untuk Mengetahui Lebih Banyak
Kalau seorang melihat sesuatu yang diperlukannya, dia akan tertarik dan hal itu menjadi dorongan baginya untuk mengetahui lebih banyak. Dorongan adalah dasar bagi pemindahan suatu ide dari pikiran seorang kepada orang lain. Alat-alat audio-visual memberi dorongan dan motivasi serta membangkitkan keinginan untuk mengetahui dan menyelidiki, yang akhirnya menjurus kepada pengertian yang lebih baik. Laboratorium sains adalah contoh dari sebuah bengkel penuh dengan alat-alat audio-visual. Pemakaian nyata dari teknik laboratorium mendorong dan merangsang penyelidikan yang akhirnya menghasilkan penemuan-penemuan baru yang tidak ada hentinya.
3)      Alat-Alat Audio-Visual Mengekalkan Pengertian yang Didapat
Salah satu penyebab yang utama dari tidak efisiennya cara belajar dan berkomunikasi adalah, bahwa manusia pelupa. Kalau sekiranya anak-anak dan orang dewasa mengekalkan 25% saja lebih banyak dari yang mereka ketahui, keadaan lingkungan kita pasti lebih baik dari sekarang. Alat-alat audio-visual tidak saja menghasilkan cara belajar yang efektif dalam waktu yang lebih singkat, tetapi apa yang diterima melalui alat-alat audio-visual lebih lama dan lebih baik tinggal dalam ingatan.
4)      Sekarang Orang Gandrung Menggunakan Alat-Alat Audio-Visual
Akiabt dari apa yang diuraikan di atas, sekarang orang gandrung menggunakan alat-alat audio-visual. Dimana-mana kita melihat terutama alat-alat visual berupa tanda-tanda lalu lintas di jalan-jalan, poster-poster di tembok-tembok untuk iklan serta berbagai informasi untuk promosi dagang dan jasa dan lain sebagainya. Semuanya berisi gambar yang bagus dan menarik untuk menjelaskan apa yang terkandung di dalamnya. Seorang desa yang buta huruf mengartikan gtambar pada benda yang dibelinya sebagai suatu jaminan mutu bagi benda itu. Pada waktu pemilihan umum partai-partai menggunakan gambar sebagai ganti kata-kata. Pelajaran pertama membaca disertai gambar. Kabar-kabar penting dalam korang selalu disertai macam-macam foto. Iklan tanpa gambar yang menarik tidak akan mencapai sasaran.

0 komentar:

Blogger news

Blogger templates

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.