Blogroll

Home » » MAKALAH KONSEP DASAR TEKNOLOGI PENDIDIKAN

MAKALAH KONSEP DASAR TEKNOLOGI PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang, yang giat membangun negaranya. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan untuk itu melalui pendidikan. Dalam zaman kemajuan ilmu pengetahuan ini para ahli berusaha untuk meningkatkan mengajar itu menjadi suatu ilmu atau science. Dengan metode mengajar yang ilmiah diharapkan, proses belajar mengajar itu lebih terjamin keberhasilannya. Inilah yang sedang diusahakan oleh teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan memberi pendekatan yang sistematis dan kritis tentang proses belajar mengajar. Teknologi pendidikan memandangnya sebagai suatu masalah yang harus dihadapi secara rasional dengan menerapkan metode pemecahan masalah. Penerapan Teknologi di lembaga pendidikan merupakan jawaban persoalan yang sekarang ini dialami oleh dunia pendidikan kita. Sebagai salah satu bagian dari sistem yang ada, teknologi pendidikan sebenarnya adalah suatu cara atau teknis bagaimana agar anak didik secara maksimal mampu menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh guru-gurunya atau anak dengan cara belajar dari proses alam sekitarnya.

2.      Rumusan Masalah
1)      Pengertian Teknologi Pendidikan
2)      Landasan dan Pendekatan Belajar dalam Teknologi Pendidikan
3)      Teknologi Pendidikan Sebuah Konsep
4)      Pemahaman Konsep Teknologi Pendidikan



BAB II
PEMBAHASAN

KONSEP DASAR TEKNOLOGI PENDIDIKAN
A.    Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi berasal dari bahasa yunani technologia yang menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti “art” adalah keterampilan (skill), science atau keahlian, keterampilan, ilmu.[1]
Sedang dalam arti luas menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemacahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.[2] Dengan demikian, teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas tentang keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi.
Teknologi pendidikan dapat ditafsirkan sebagai media yang lahir dari perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan. Teknologi pendidikan mempunyai karakteristik tertentu yang sangat relevan bagi kepentingan pendidikan. Teknologi pendidikan memungkinkan adanya:
1)      Penyebaran informasi secara luas, merata, cepat, seragam, dan terintegrasi, sehingga dengan demikian pesan dapat disampaikan sesuai dengan isi yang dimaksud.
2)      Teknologi pendidikan dapat menyajikan materi secara logis, ilmiah dan sistematis serta mampu melengkapi, menunjang, memperjelas konsep-konsep, prinsip-prinsip atau proposisi materi pelajaran.
3)      Teknologi pendidikan menjadi partner guru dalam rangka mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif, efisien dan produktif sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan anak didik.
4)      Teknologi pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, dapat menyajikan materi secara lebih menarik, lebih-lebih jika disertai dengan kemampuan memanfaatkannya.
Pengertian lain dari teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang didisain dan dipilih atau digunakan untuk keperluan belajar, sumber-sumber belajar ini diidentifikasi sebagai pesan,orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar lingkungan.[3]
Sumber belajar untuk teknologi pendidikan yaitu semua sumber yang meliputi data, orang dan barang yang mungkin digunakan oleh si (orang) yang belajar, baik secara sendiri-sendiri maupun dalam bentuk kelompok, biasanya dalam situasi informal untuk memberikan kemudahan belajar.
Ada dua jenis sumber belajar:
a)      Sumber yang didesain yaitu sumber-sumber yang secara khusus dikembangkan sebagai komponen sistem intruksional yang diharapkan dapat membantu kemudahan kegiatan belajar yang bersifat formal.
b)      Sumber yang dimanfaatkan yaitu sumber-sumber yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, diperoleh dan digunakan untuk keperluan belajar.[4]
Hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat bantu sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar dikelas, terutama peningkatan prestasi belajar siswa/mahasiswa. Kadang-kadang guru/dosen ingin memilih beban seminimal mungkin dalam pelaksanaan tugas mengajar, ini terbukti, penggunaan metode ceramah (lecture method) monoton paling popular dikalangan dosen/guru. Terbatasnya alat-alat teknologi pendidikan yang dipakai dikelas diduga merupakan salah satu sebab lemahnya mutu studi mahasiswa atau pelajar atau masyarakat pada umumnya.[5]

B.     Landasan dan Pendekatan Belajar dalam Teknologi Pendidikan
1.      Landasan Sosiologis Teknologi Pendidikan
Peranan teknologi dalam belajar yang dirancang sebagai tujuan pengajaran yang lebih efektif dan ekonomis merupakan peranan komunikasi yang sangat penting sebab hakikat teknologi pengajaran adalah upaya mempengaruhi siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan. Oleh sebab itu landasan sosial teknologi pengajaran ada pada komunikasi insani.
Menurut Yusufhadi, Objek formal teknologi pendidikan adalah “belajar” pada manusia, baik sebagai pribadi maupun yang tergabung dalam organisasi. Belajar itu tidak hanya berlangsung dalam lingkup persekolahan ataupun pelatihan. Belajar itu ada di mana saja dan oleh siapa saja, dengan cara dan sumber apa saja yang sesuai dengan kondisi dan keperluan.
Selanjutnya, menurutnya, ada gejala yang perlu mendapat perhatian atau yang merupakan landasan ontology dari objek tersebut adalah:
a)      Adanya sejumlah besar orang yang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh melalui suatu lembaga khusus maupun yang dapat diperoleh secara mandiri.
b)      Adanya berbagai sumber, baik yang telah tersedia maupun yang dapat direkayasa, tetapi belum dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar.
c)      Perlu adanya suatu proses atau usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar setiap orang dan organisasi.
d)     Perlu adanya keahlian dan pengelolan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efisien dan selaras.[6]|
Usaha khusus yang terarah dan terencana bukan sekedar menambah apa yang kurang, menambal apa yang berlubang, dan menjahit apa yang sobek. Menurut Banathy, bukan hanya “doing more of the same”, ataupun “doing it better of the same”, melainkan “doing it differently” untuk menjamin hasil yang diharapkan. Pendekatan yang berbeda itu adalah pendekatan yang memenuhi empat persyaratan, yaitu:
1)      Pendekatan isomeristik, yaitu yang meggabungkan hal-hal yang sesuai dari berbagai kajian/bidang keilmuan (psikologi, komunikasi, ekonomi, manajemen, rekayasa teknik dsb), ke dalam suatu kebulatan tersendiri.
2)      Pendekatan sistematik, yaitu dengan cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan.
3)      Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri-sendiri.
4)      Pendekatan sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh (komprehenshif).[7]

C.    Teknologi Pendidikan Sebuah Konsep
Beberapa konsep teknologi pendidikan, dari beberapa pendapat, sebagaimana dikutip Yusufhadi, diantaranya:
1)      Konsepsi teknologi pendidikan dapat kita pahami melalui pendekatan teknologi atau pendidikan. Melalui pendekatan teknologi diartikan sebagai teknologi yang diterapkan dalam bidang pendidikan.
2)      Definisi yang dibuat Galbraith tentang teknologi masih sangat populer hingga kini, yaitu aplikasi sistematik sains atau pengetahuan lain dalam tugas praktikal. Bila difinisi ini diterapkan dalam dunia pendidikan, maka teknologi pendidikan merupakan aplikasi sistematik sains dan pengetahuan lain dalam tugas kependidikan. Definisi ini terlalu luas, karena dengan demikian semua tugas kependidikan dapat dianggap sebgai bidang teknologi pendidikan.
3)      Association for Educational Communication and Technology/AECT, 1986), Tekonologi pendidikan merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
4)      Commission on Instructional Technology, 1970. Teknologi Instruksional (sebagai bagian dari teknologi pendidikan), merupakan cara yang sistematis dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan khusus yng didasarkan pada penelitian terhadap belajar dan berkomunikasi pada manusia, serta dengan menggunakan kombinasi sumber belajar insani dan non-insani agar menghasilkan pembelajaran yang efektif.[8]
Dari berbagai pendapat tentang pengertian teknologi pendidikan dan teknologi instruksional, maka Yusufhadi Miarso memberikan suatu rumusan dalam aplikasi teknologi pendidikan dan implikasinya. Konsep teknologi pendidikan tersebut, jika kita analisis akan memperoleh pedoman umum aplikasi sebagai berikut:
1)      Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa dan lain-lain secara bersistem.
2)      Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi.
3)      Digunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar.[9]
Berdasarkan perkembangan paradigma (kerangka berpikir) para ahli dapat dirumuskan gagasan dasar atau falsafah teknologi pendidikan yaitu agar setiap pribadi dapat berkembang secara maksimal dengan jalan memanfaatkan segala macam sumber belajar yang ada maupun yang perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga tercapai efisiensi serta keselarasan dengan perkembangan masyarakat dan lingkungannnya.

D.    Pemahaman Konsep Teknologi Pendidikan
Pemahaman konsep teknologi pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a)        Teknologi pendidikan merupakan ilmu cara yang terbentuk dalam proses panjang untuk membangun sistem pendidikan, agar mampu mewujudkan terbentuknya manusia yang berkualitas.
b)        Teknologi pendidikan dalam sistem aplikasinya dilakukan secara terpadu, dan melibatkan banyak komponen di antaranya adalah unsur manusianya, prosedur, ide, bahan dan peralatan serta organisasi pengelolaannya.
c)        Teknologi pendidikan merupakan sebuah produk pemikiran untuk mencari jalan pengembangan, pendayagunaan semua sumber daya yang ada, dalam rangka untuk memecahkan problem pendidikan.
d)       Teknologi pendidikan memakai pendekatan sistematis dalam rangka, menganalisa dan memecahkan masalah proses belajar.
e)        Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang yang berkepentingan dengan pengembangan secara sistematis berbagai macam sumber belajar, termasuk di dalamnya pengelolaan dan penggunaan sumber belajar.
Pada umumnya teknologi pendidikan dianggap mempunyai potensi untuk:
1)      Meningkatkan produktifitas pendidikan dengan jalan:
·         Mempercepat tahap belajar (rate of leaning)
·         Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik.  
2)      Memberikan kemungkinan pendidikan yang lebih individual, dengan jalan:
·         Mengurangi control guru yang kaku dan tradisional.
3)      Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, dengan jalan;
·         Perencanaan program pengajaran yang lebih sistematis.
·         Pengembangan bahan pengajaran yg dilandasi penelitian tentang perilaku.
4)      Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan;
·         Meningkatkan kapabilitas manusia dengan berbagai media komunikasi
5)      Menungkinkan belajar secara seketika (immediacy of learning) karena dapat;
·         Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran di dalam dan di luar sekolah.
·         Memberikan pengetahuan langsung.
6)      Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas, dengan jalan:
·         Pemanfaatan bersama (secara lebih luas) tenaga atau kejadian yang langka.
·         Penyajian informasi menembus batas geografis.[10]

BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu pemecahan masalah yang menyangkut semau aspek belajar manusia. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang didisain dan dipilih atau digunakan untuk keperluan belajar, sumber-sumber belajar ini diidentifikasi sebagai pesan,orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar lingkungan.
Gagasan dasar atau falsafah teknologi pendidikan yaitu agar setiap pribadi dapat berkembang secara maksimal dengan jalan memanfaatkan segala macam sumber belajar yang ada maupun yang perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga tercapai efisiensi serta keselarasan dengan perkembangan masyarakat dan lingkungannnya. Asosiasi menyadari bahwa dewasa ini ada beberapa kerangka konseptual yang dikemukakan oleh orang yang dalam banyak hal juga bergerak dibidang teknologi pendidikan. Konsep-konsep ini antara lain meliputi pengajaran audio visual, media pendidikan, sumber belajar, dan komunikasi pendidikan.


[1] Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), Hlm. 2.
[2] Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005), Hlm. 3.
[3] Yusufhadi Miarso dkk., Definisi Teknologi Pendidikan, (Rajawali: Jakarta, 1986), Hlm. 8.
[4] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali, 2010), Hlm. 23.
[5] Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Hlm. 31.
[6] Yusufhadi Miarso dkk., Definisi Teknologi Pendidikan, (Rajawali: Jakarta, 1986), Hlm. 34.
[7] Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Hlm. 33
[8] Yusufhadi Miarso dkk., Definisi Teknologi Pendidikan, (Rajawali: Jakarta, 1986), Hlm. 62.
[9] Yusufhadi Miarso dkk., Definisi Teknologi Pendidikan, (Rajawali: Jakarta, 1986), Hlm. 78
[10] Yusufhadi Miarso dkk., Definisi Teknologi Pendidikan, (Rajawali: Jakarta, 1986), Hlm. 80.

0 komentar:

Blogger news

Blogger templates

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.