Blogroll

Cara Terpenting Merawat Laptop

Assalamualaikum wr.wb

Salam sahabat blog, kali ini saya akan membagikan beberapa tips baik untuk merawat laptop.
mau tau caranya?
yang pasti cara-cara ini merupakan cara yang biasa dan mudah untuk kita melakukan.
pastinya ingin tau kan? simak ya kawan-kawan.

Saya yakin bila anda mencobanya, laptop anda akan sehat.
perlu disadari menjaga laptop sama dengan menjaga kesehatan anda, jika anda biasa hidup sehat. maka anda terjaga dari segala bibit penyakit, begitu juga dengan menjaga laptop, maka akan terjaga kinerjanya.

Caranya ada dibawah ini:

Cara Merawat Laptop

1 Bila kita ingin mematikan (off) laptop jangan pernah mencabut batrainya secara langsung , ketika laptop masih menyala hal ini akan mengakibatkan merusak atau menyerang motherboard dan komponenlainya di dalam laptop, sebaiknya matikan laptop melalui tombol power atau yang biasa penulis lakukan, ketika masih dalam program word misalnya yang dilakukan adalah mengeklik silang x dikiri atas, kalau sudah keluar baru shutdown kemudian keluar.

2 Operasikan laptop dengan aplikasi yang ringan, fleksibel dengan kapasitas ukuran hardis. apabila laptop yang spesifikasinya rendah dan anda gunakan main game berat, terkadang akan melemotkan prosessor ram anda. karena biasanya aplikasi game menggunakan ram yang besar.

3 Pembatasan lama pemakaian laptop akan membuat baterai laptop rusak (tidak bertahan lama) atau boros. operasikanlah sewajarnya saja kurang lebih 3 sampai 4 jam.

4 Hindari debu dan kotoran yang menempel pada laptop. debu biasanya mudah masuk melalui keyboard. sehingga perlu pengaman seperti "keyboar protector" dampak debu dapat mengotori ruang-ruang di keyboard, sehingga tombol keyboard rusak.

5 Gunakanlah pendingin pada laptop anda ketika mengoprasikannya, pendingin yang dimaksud seperti kipas angin, colling pad berbentuk kipas yang di letakkan dibawah laptop, hal ini berguna untuk mendinginkan laptop yang tadinya lama digunakan menjadi dingin.

6 Gunakan antigores pada laptop, agar layar laptop terlindungi dari giresan-goresan yang dapat merusak lcd laptop.

7 Bersihkan lcdlaptop dari debu yang menempel dengan pembersih khusus, agar layar laptop tetap cerah.

8 Hindarkan jangkauan dari anak-anak, karena biasanya anak-anak lebih aktif bermain,dan jangan sampai laptop anda menjadi mainanya.

9 Simpanlah laptop anda di tempat yang aman, jangan sampai laptop anda terinjak.

10 Bawalah laptop anda dengan berhati-hati ketika berkendara, karena laptop rentan terhadap guncangan.

11 Jangan terlalu banyak menggunakan antivirus, karena akan berdampak buruk bagi sistem operasi anda gunakan maksimal 3 anti virus.




Jika ada tambahan lagi dari kawan-kawan silahkan masukkan komentar anda:
Sekian itu saja semoga bermanfaat bagi kita semua.
wassalam wr.wb.
jangan lupa mampir terus di blog saya. untuk share ilmu pengetahuan.

http://myneweducator.blogspot.co.id

Penulis : Agus Irawan

Materi Hadits - “PENELITIAN RASULULLAH TERHADAP SYA’IR”

salam sahabat blog, kali ini saya akan berbagi ilmu pengetahuan tentang hadits, dalam pembahasan kali ini saya akan menampilkan ulasan dari makalah yang pernah saya buat.
baiklah mari kita simak bersama-sama.


BAB II
PEMBAHASAN


A.  Sejarah Singkat Sya’ir

Sya’ir di kalangan bangsa arab sudah merupakan sesuatu kebangsaan bagi mereka. Bahkan, sebelum islam datang, Ka’bah di jadikan sebagai tempat untuk melakukan kompetensi pembacaan syi’ar. Ada tempat lain yang mereka gunakan seperti pasar Ukaz. Ketinggian kemampuan mereka menyusun, mengolah kata dan menyampaikan merupakan salah satu bukti ketinggian kebudayaan mereka. Agaknya kemampuan mareka bersya’ir ini merupakan salah satu penyebab mu’jizat terbesar Rasulullah saw adalah al-quran yang menggunakan uslub yang melebihi apa yang mereka miliki. Dari sejarah di ketahui bahwa mu’jizat yang di berikan oleh para Nabi saw melebihi kemampuan masyarakat pada waktu itu.

Oleh sebab itu, dalam perkembangan islam selanjutnya, syi’ar tetap menjadi kebiasaan bangsa arab dalam menguju kemampuan mereka. Kekeguman mereka terhadap al-quran di lihat dari segi bahasanya membuat para syu’ara berfikir bahwa al-quran di luar jangkauan kemampuan mereka.

Dalam sejarahnya, ada seorang yang ingin menandingi al-quran, namun Allah telah menjamin bahwa mereka tidak akan mampu. Bersya’ir sebagai suatu bentuk seni, tidak di larang oleh Rasulullah saw. Akan tetapi isinya atau pesan yang di sampaikan yang perlu menjadi perhatian umat Islam yang terlibat langsung dalam hal itu. Hal itu terlihat dari dua hadis dan melarang sya’ir.
 Pengertian syair
Kata sya’ir atau syi’ir (الشعر) menurut etimologi berasal dari kata ‘شعر اوشعر’ yang berarti mengetahui atau merasakan. Adapun menurut terminology terdapat beberaapa pendapat diantaranya:
“Suatu kalimat yang sengaja disusun dengan menggunakan irama dan sajak yang mengungkapkan tentang khayalan dan imajinasi yang indah”[1]
Sya’ir ialah kalimat yang ber-muqaffa dan ber-wazan dengan disengaja. Karena itu, hal-hal serupa yang diucapkan secara tidak disengaja bukan dinamakan sebagai sya’ir.
Dr. Ubadah berkataseperti halnya Imam Syafi’i dan Al-Ghazali berpendapat bahwa untaian sya’ir sama saja dengan ucapan biasa. Yang baik darinya adalah baik, sedangkan yang buruk adalah buruk pula. Demikian pula mendengarkan sya’ir, ada yang mubah yang dianjurkan, yang wajib, yang makruh, dan yang haram!
Kemudian ia membagi sya’ir menjadi tujuh bagian;
  1. Membangkitkan untuk berziarah ke tempat-tempat suci, dan mengajak kaum Muslim dari seluruh penjuru bumi agar bergegas menuju al-haramain asy-syarifain (Makkah dan Madinah).
  2. Membakar semangat untuk berperang guna membela akidah dan Negara.
  3. Menggambarkan sengitnya pertempuran, kegagahan dalam perang tanding serta ketabahan para pemberani di saat-saat yang genting.
  4. Mengenang jasa orang yang telah wafat.
  5. Melukiskan saat-saat yang penuh kegembiraan dan kepuasan hati, baik untuk dikenang ataupun diharapkan kelanggengannya.
  6. Melukiskan cinta yang suci, mengungkap perasaan para pencinta dan mengharapkan pertemuan kembali setelah berpisah.
  7. Melukiskan kebesaran Illahi dengan menyebutkan sifat-sifat-Nya dengan segala keagungan yang memang layak bagi-Nya.[2]

B.  Sya’ir yang Diperkenankan

            Sya’ir sebagai perwujudan dari karya seni dan wadah kompetensi pribadi tidak oleh Rasulullah saw. Hal itu dapat dilihat dari perlakuan Rasulullah saw ketika beliau menyuruh seorang penyair untuk mendeklamasikan sya’ir.90  Begitu juga ketika beliau menyatakan bahwa sebagian dari sya’ir itu adalah hikmat.91
            Juga dapat dilihat dari hadis berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَصدق كَلِمَةٍ قالها الشاعر كَلِمَةُ لَبِيدٍ أَلَا كُلُّ شَيْءٍ مَا خَلَا اللَّهَ بَاطِلٌ وكاد أمية بن أبي الصلت أن يسلم
a)      Arti Hadis
Dari abu hurairah, Rasulullah saw bersabda: “kata yang paling bagus diucapkan oleh penyair adalah kata “Ketahuilah, segala sesuatu yang tidak dalam ketentuan Allah adalah tidak baik”.
Hampir saja Umayyah bin Abi al-Shalt masuk Islam.

b)      Syarah Hadis
Dengan memperhatikan informasi dari hadis diatas terlihat bahwa bukan bersya’ir yang diperkenankan atau dilarang oleh Rasul. Akan tetepi isi atau pesan sya’ir itu. Bahkan apabila pesan dan tuntunan Allah disampaikan dalam bentuk sya’ir mungkin akan mudah menyentuh sasaran. Al-Qur’an sendiri secara susunan bahasanya menandingi gaya sya’ir yang ada pada waktu itu. Karena akan sangat menggugah peresaan pendengar jika penyampaiannya secara baik.

Sebagai contoh, dalam membaca Al-Qur’an dengan melibatkan seni baca Al-Qur’an lebih menyentuh kalbu dibandingkan dengan tidak, maka melibatkan seni atau sya’ir dalam menyampaikan pesan-pesan agama mungkin akan mendapatkan sambutan yang jauh lebih baik, apalagi orang tersebut seniman.

Jundup r.a. menceritakan hadits berikut:

بينما النبي ص.م. يمشى اذاصابه حجرفعثر فذ ميت ا صبعه فقال: هل انت الا اصبع دميت وفى سبيل الله ما لقيت.
Artinya:
Ketika Nabi saw. sedang berjalan, tiba-tiba terantuk batu sehingga beliau terjatuh dan salah satu tangannya terluka, lalu beliau bersabda, “Tiadalah engkau ini melainkan sebuah jari yang terluka dengan sedikit darah di jalan Allah.” (Riwayat Bukhari)
Disini Rasulullah saw. meniru atau menukil syair yang pernah dikatakan oleh Abdullah ibnu Rawaahah, bukan berasal dari diri beliau sendiri.[8]

            Dalam riwayat lain disebutkan:

وَسُعِلَتْ عَا ئِـشَةَ ر.ع. : هَلْ كَانَ النَّبِيُّ ص.م. يَتَمَثَّلُ بِشَىْءٍ مِنَ الشِّعْرِ؟ قَالتْ : كَانَ يَتَمَثَّلُ بِشِعْرِابْنِ رَوَاحَةَ وَ يَتَمَثَّلُ وَيَقُوْلُ : وَيَأْ تِيْكَ بِلْأَخْبَارِ مَنْ لَمْ تَزَوِّدِ.
Artinya:
Siti Aisyah r.a. pernah ditanya, “Apakah Nabi saw. menirukan sesuatu dari syair?” Ia menjawab, “Beliau pernah meniru syair Ibnu Rawaahah dan pernah menirukan sebuah syair yang mengatakan, ‘Dan kelak akan datang kepadamu berita-berita yang dibawa oleh seseorang yang tidak kamu inginkan (kedatangannya)’.” (Riwayat Turmudzi)

ان من موجبات المغفرة بذ ل السلا م وحسن الكلا م.
Artinya:
Sesungguhnya dari sya’ir itu lahir hikmah dan dari bayan lahir sihir.[9]
Hikmah ialah perkataan yang benar sesuai dengan kenyataan.
Pendapat lain menyatakan, yang dimaksud dengan hikmah ialah ucapan yang memelihara diri dari ketololan dan kebodohan.

Diantara syair itu ada yang mengandung hikmah, seperti syair yang menyangkut masalah ilmu syariat, syair yang menyangkut nasehat, dan peribahasa yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Syair-syair semacam itu dianjurkan untuk didendangkan dan di pelajari.[10]

Di dalam “Al Jamu’ul Kabir” diriwayatkan dari Ahmad bin Abi Bakar Al-Asadi dari ayahnya, bahwa ia telah datang kepada Rasulullah. Ketika rasulullah mengetahui tentang kepasihan lidahnya, Rasulullah berssabda:
“Betapa bagusnya wahai saudaraku, apakah engkau dalam membaca Al-Quran juga dengan kefasihanmu itu?”. Jawabnya: “ Tidak, tetapi yang telah kubaca tadi adalah syair dari diriku sendiri, dengarlah!”. Kata Rasulullah: “Bacakanlah!”. Ujarnya:
Suara pendengki menawan hati mereka. Penghormatanmu yang sedikit terkadang mengangkat kerendahan. Jika mereka mengungkapkan keburukan, ungkapkanlah yang sepadan. Jika mereka mendiamkanmu, janganlah engkau tanya. Dan jika mereka menyakitimu, biarkan. Apa yang dikatakannya, jangan kau katakana”.

            Maka Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya dari syair . . . dan seterusnya seperti hadits di atas.” Kemudian beliau membaca: “Qul huwallahu ahad”.
Jabir Ibnu Samurah r.a. menceritakan hadits berikut:

جَالَسْتُ النَّبِىُّ ص.م. أَكْثَرَ مِنْ مِا ئَةِ مَرَّةٍ فَكَانَ أَصْحَا بُهُ يَتَنَا شَدُوْنَ الشِّعْرَ وَ يَتَذَا كَرُوْنَ أَشْيَاءَ مِنْ أَمْرِالجَا هِلِيَّةِ وَهُوَسَاكِتٌ وَرُبَّمَا تَبَسَّمَ مَعَهُمْ.
Artinya:
Aku sering duduk bersama Nabi saw. lebih dari seratus kali, para sahabatnya sering mendendangkan syair-syair serta saling bercerita tentang berbagai peristiwa di masa jahiliyah, sedangkan beliau diam saja dan adakalanya beliau ikut tersenyum bersama mereka. (Riwayat Turmudzi)

Hadits ini menandakan bahwa Rasulullah saw. tersenyum ketika mendengar syair yang mengandung hikmah sebagai ungkapan setuju.[11]
           
Syair bergantung kepada bagaimana isinya, jika berisi tuntunan syara’, maka diperbolehkan. Akan tetapi, apabila isinya bertentangan dengan ajaran Islam, maka tidak diperbolehkan.[12]


C.  Sya’ir yang Dilarang

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَأَنْ يَمْتَلِئَ جَوْفُ أَحَدِكُمْ قَيْحًا خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمْتَلِئَ شِعْرًا93

a)      Arti Hadis
Dari Ibn ‘Umar, Nabi Saw bersabda: “Lebih baik perutmu diisi dengan nanah dari pada diisi dengan syair”.

b)      Syarah Hadis
            Apabila hadis di atas dipahami secara tekstual, berarti bahwa sya’ir dan bersya’ir itu dilarang (haram). Dalam hadis di atas Nabi saw menyatakan ketidaksenangan beliau. Hal ini berbeda dengan hadis sebelumnya yang membolehkan sya’ir. Apakah kedua hadis bertentangan, dapat dilihat sebab wurudnya. Hadis kedua ini mempunyai sebab wurud ketika Rasulullah saw mengadakan perjalanan dan berada di kota al- ‘Arj yang terletak 78 mil dari kota Medinah. Kota itu merupakan tempat strategis pertemuan dari berbagai jurusan. Implikasinya, budaya dalam bentuk sya’ir dari berbagai daerahpun bertemu di kota itu. Tiba-tiba di hadapan Rasul ada yang membacakan sya’ir, kemudian beliau mengungkapkan hadis di atas.94
           
Menurut nawawi, sya’ir yang dibacakan oleh orang itu berkemungkinan isinya tidak sopan dan melanggar susila, atau mungkin karena penyairnya orang kafir.95[3]
Jika ada satu kegiatan yang pada saat tertentu dibenarkan oleh Rasul dan disaat lain dilarang, berarti materi dan performance dari kegiatan itulah yang menjadi bahan pertimbangan, bukan kegiatannya.

Ketika melihat hadis tentang pelarangan bersyair secara zahir, maka akan ditemukan pelarangan untuk bersyair secara mutlak, sebab Rasulullah Saw menyebutkan bahwa “perut seseorang dipenuhi oleh nanah (yang dapat merusaknya) lebih baik dari pada dipenuhi oleh syair”, oleh karena itu terdapat beberapa ulama yang melarang syair secara mutlak berdasarkan hadis tersebut.

Imam Ibnu Hajar berkata :
“Para ulama terdahulu berbeda pendapat tentang apabila isi sebuah kitab seluruhnya adalah syair, Al-Sya’bi beprndapat bahwa hal tersebut (kitab dipenuhi oleh syair) tidak boleh, dan al-Zuhry berpendapat bahwa telah menjadi sebuah sunnah terdahulu bahwa basamalah yidak boleh tercampur dengan syair, sementara Said bin Jubair dan Jumhur serta pilihan al-Khatib bahwa buku yang dipenuhi dengan syair dan basmalah tercampur dengan syair adalah boleh”
Sebenarnya hadis tentang pelarangan bersyair memiliki asabab al-wurud sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dari riwayat Abu Said al-Khudri beliau berkata :
Artinya:
“Ketika kami sedang berjalan bersama Rasulullah Saw di al-’Araj, tiba –tiba seorang penyair membacakan syair kepada kami Rasul pun berkata : “Tahan Syaitan itu, …dst”

Ibnu Baththal berkata:
sebahagian ulama berpendapat bahwa syair yang dimaksud dalam hadis adalah syair-syair yang mengandung hujatan terhadap Rasulullah Saw . Akan tetapi Abu ubaid secara pribadi berdasarkan kesepakatan ulama menganggap bahwa penafsiran tentang makna syair adalah penafsiran yang salah sebab kaum muslimin telah sepakat bahwa satu kalimat yang mengandung hujatan kepada
Rasulullah Saw maka akan menjadikan kufur. Akan tetapi dikalangan sebahagian ulama melarang syair dan bersyair secara mutlak hal tersebut didasarkan perkataan Rasulullah Saw : “tahan Syaitan itu” dan firamn Allah yang Artinya: [2]

الْغَاوُونَ يَتَّبِعُهُمُ وَالشُّعَرَاءُ
Terjemahannya:
Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
(Q.S. al-Syu’ara’ : 224)

Berdasarkan ayat dan hadis tersebut mereka yang melarang syair secara mutlak menganggap bahwa syair dan bersyair merupkan pekerjaan syaitan yang sesat. Para ahli tafsir seperti al-Thabary beliau berpendapat bahwa para ahli syair tersebut mengikuti jejak orang-orang yang sesat bukan jejak orang-orang yang mendapat petunjuk. Dan yang dimaksud dengan orang yang sesat menurut Ibnu Abbas adalah para pembuat syair dari kalangan orang-orang kafir dan yang lainnya bependapat yang dimaksud dengan orang sesat adalah Syaitan. Ikrimah berkata bahwa suatu ketika terdapat dua ahli syair yang saling mencaci satu sama lain (dengan menggunakan syair), maka Allah menurunkan ayat ini (al-Sya’ara’ : 224). Qatadah berpendapat bahwa para ahli syair memuji seseorang dengan hal-hal yang bathil dan mencela dengan hal-hal yang bathil pula.

Imam al-Qurthuby mengomentari hadis Abu Said al-Khudri dengan mengatakan bahwa para ulama berkata bahwasanya Rasulullah Saw melakukan hal tersebut –yaitu mencela penyair tersebut- karena beliau Saw telah mengetahui keadaan penyair tersebut, karena penyair tersebut dikenal sebagai penyair yang menjadikan syair-syairnya sebagai jalan untuk mendapatkan penghasilan sehingga dia berlebihan dalam memuji ketika diberi, dan berlebihan dalam mencela ketika tidak diberi, sehingga menyiksa manusia baik dari segi harta maupun kehormatan. Oleh karena itu mereka yang melakukan hal ini wajib untuk diingkari.  [3]

An-Nawawi berkata :
syair itu hukumnya boleh selama tidak terdapat didalamnya hal-hal yang keji dan sejenisnya.

Al-Mubarakfury berkata:
yang dimaksud dengan memenuhi (perutnya dengan syair) adalah ketika syair telah menguasainya dimana dia lebih disibukkan dengannya dari al-Qur’an dan ilmu-ilmu Islam lainnya, maka hal tersebut menjadi SYAIR yang tercela apapun bentuknya.

Maka dari itu Imam al-Bukhary dalam shahihnya memeberikan bab khusus tentang syair dengan nama bab dibencinya syair ketika lebih mendominasi manusia dari al-Qur’an dan dzikir kepada Allah. Jadi apabila seseorang menjadikan al-Qur’an dan Ibadah kepada Allah sebagai kesibukan utama, maka baginya boleh untuk membuat syair dan melantunkankannya selama syair tersebut tidak bertentangan dengan aturan-aturan syari’at. [4]
Berdasarkan pada analisis dari pendapat para ulama di atas dapat dipahami secara kontekstual bahwa hadis Rasulullah Saw yang menyebutkan secara eksplisit larangan syair dan bersyair bersifat temporal karena syair yang terlarang adalah syair yang mengandung pujian yang berlebihan dan dicampuri dengan kebohongan serta syair yang mengandung cacian, celaan dan hinaan terhadap harkat dan martabat manusia baik secara khusus maupun umum.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahawa hadis tentang larangan syair dan bersyair bersifat temporal karena syair yang terlarang adalah syair yang menyalahi aturan-aturan syariat, dan syair yang tercela adalah syair-syair yang disusun untuk merendahkan martabat manusia secara umum dan kaum muslimin secara khusus dan syair yang sangat menyibukkan melebihi kesibukan dalam membaca al-Qur’an dan beribadah kepada Allah. Adapun syair-syair yang disusun dengan tidak mengenyampingkan apalagi meninggalkan ibadah kepada Allah dengan tujuan untuk menyadarkan manusia dari keterpurukan mereka atau membangkitkan semangat kaum muslimin dan melemahkan semangat kaum kafir dan sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah, maka syair tersebut adalah syair yang dibolehkan dan bahkan mendapatkan posisi terpuji dalam Islam sebagaimana yang pernah diberikan kepada para ahli syair dari kalangan sahabat seperti Hassan, Labid, Abdullah bin Rawahah dan selainnya yang dikenal sebagai ahli syair pada masa mereka. Selian itu larangan mutlak untuk menyusun syair dan melantunkannya hanya dikhususkan kepada Rasulullah Saw dan tidak kepada umatnya.
Islam adalah agama yang mudah karena ia diturunkan oleh Allah SWT yang  Maha Tahu karakter dan kemampuan manusia. Manusia adalah ciptaan Allah dan Dialah yang paling tahu apa yang tepat serta mudah bagi ciptaan-Nya itu.



[1] [1] Lihat Asbab wurud, h. 209-210
2 [2] AL-bukhari, jus IV, h 73, Ibn Majah, Juz II, h. 1235, dan Ahmad bin Hanbal, juz I, h.269 dan 273
3 [3] Shahih al-Bukhari , jus IV, h. , shahih Muslim, juz IV, h., Sunan Ibn Majah, juz II, h., dan Musnad imam Ahmad Hanbal, juz I, h. 175,1777.
4 [4]  Muhammad Shidiq Hasan, Ensiiklopedia hadis Sahih (PT Mizan Publika) Hal 23.
5 [5] M. Nashiruddin al- Albani, Ringkasan Shahih Bukhari 1 (Jakarta ; Gema Insani. Hak Cipta) Hal.69

6[6] Ibid Hal.90
7[7] Yusuf Al Qaradhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer 3 (Jakarta; Gema Insani. Hak Cipta) Hal.100






itulah tadi isi pokok dari makalah hadits tentang “PENELITIAN RASULULLAH TERHADAP SYA’IR”, semoga bermanfaat bagi para sahabat. terimakasih atas kunjungan anda, sertakan kritik dan saran anda ataupun pertanyaan anda terkait dengan materi. sekian wassalam.

penulis : Agus Irawan

Materi Bahasa Arab 1 - Kisah Abu Jahal

Salam sahabat blog. kali ini saya akan berbagi ilmu dengan anda.

terimakasih sebelumnya kepada bpk. Drs.Mahyunir,M.Pd.I. yang telah membimbing saya dalam mata kuliahnya.
baiklah para sahabat kali ini kita akan belajar membaca dan menggartikan.
pembelajaran yang pertama yaitu membaca.
bacalah teks di bawah ini dengan benar, dan pahami artinya.


Cretive by Agus Irawan
حكا ية أبي جهل

حكي عن بلا ل رضى الله عنه قال : كنا مع رسوالله صلعم. فى منز ل أبى بكر اصد ىق بمكة فقرع البا ب فخر جت فإدا رجل نصرانى ىقول هل هنا محمد بن عبد الله؟. فأ د خلته , فقل ىا مهمد تزعم أنك رصول الله. فإن كنت كد لك حقا فا نصرنى عل من ظلمنى. قال علىه الصلاة و السلا م : من ظلمك؟. قال : أبوجهل بن هشام أخذ ما لى. فقام علىه الصلاة و السلا م وذلك عند الهاخرة. قال بلال قلنا ىا ر سولاالله إنه الان فى القىلو لة فىشق علىه ذ لك وىخاف أن ىغضب علىك وىؤ ذ ىك, فلم ىسمع كلا منا فذهب إلى آبى جهل و قرع علىه البا ب مغضبا فخر ج أبو جهل با لغضب فإذا هورسولاالله قا ئما فقا ل ادخل! فقال علىه الصلاة والسلام أخذ ت مال هذا النصراد علىه ماله! فقال أبوجهل: ألهذا جئت؟ فلو بعثت أ حدا لرد د ته علىه. فقال علىه الصلاة و السلام لا تطول لكن اد فع إلىه ماله. فقال لغلا مه أخر ج جمىع ما أخذ ت منه ورده علىه. فقال ر سول الله صلى الله علىه و سلم: ىا رجل هل و صل الىك ما لك؟
فقال نعم إلا سلت وحدة فقال علىه الصلاة والسلام: لآ بى جهل: أخرجها! فطلبها فى بىته فلم ىجدها فد فع أبو جهل إلىه بدلا خىرامنها. فقالت امرأة أبى جهل والله لقد
 توا ضعت لىتىم أبى طالب كل التواضع و التذ لل فقال أبو جهل لور أىت مارأىت لم تقو لى هكذا. قالت مارأىت؟ فقال لا تفضحى فى قو مى ر أىت على منكبىه أسدىن كلما هممت أن أقول: "لاأدفع" , كاد ىفتر سا نى فلذ لك تواصعت. قال بلال فلما رأى النصرانى مار أى أبوجهل قال ىا محمد إنك رسول الله ودىنك حق فأسلم وحسن إسلامه ببر كة إعانة المظلوم.

untuk artinya bisa sahabat cari di software atau searching di google.

terimakasih atas kunjungan anda di blog saya, jangan lupa kritik dan saran anda agar kedepannya menjadi lebih baik.
wassalam.
penulis : Agus Irawan

Test toafel Bahasa Arab

Salam sahabat blog, kali ini saya akan berbagi pengetahuan tentang toafel bahasa arab.
Tek lupa saya berterimakasih kepada para pengurus pusat bahasa stain jurai siwo metro yang telah memberikan ilmu pengetahuan tentang bahasa arab.
Baiklah langsung saja disimak pembahasannya.
Test toafel bahasa arab yaitu program dari lab pusat bahasa yang diselenggarakan di Stain Jurai Siwo Metro, yang fungsinya untuk menambah wawasan para mahasiswa Strata Satu (S1). Selain itu test toafel ini merupakan prasyarat untuk munakosah. Para mahasiswa Stain Jurai Siwo Metro diwajibkan mengikuti kegiatan ini.

Test toafel Bahasa Arab

المها رات اللهغو ية
Keterampilan berbahasa
مهارة الأستماع                            Keterampilan menyimak
مهارة الكلأم        Keterampilan berbicara
مهارة القراءة      Keterampilan membaca
مهارة الكتا بة  Keterampilan menulis
الا ستماع
مفهوم الاستماع
استمع – يستمع – استمااعا  (menyimak)
 (menyimak)
Keterampilan menyimak:
Kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi lambang – lambang lisan dengan penuh perhatian dan pemahaman terhadap makna bahasa lisan

Upaya dalam meningkatkan keterampilan mendengar
·         Bahasa arab sebagai bahasa interaksi
·         Lebih diutamakan mnyimak bahasa arab dari penutur asli
·         Mendengar bahasa arab melalui vidio dan kaset
·         Fokus pada makna
·         Mengungkapkan kembali makna yang disimak, menilai dan merevisinya
·         Berlatih untuk memahami bunyi – bunyi dan kata – kata secara cermat

Yang harus dipersiapkan
·         Siap secara fisik
·         Menyiapkan perlengkapan
·         Duduk dengan nyaman
·         Perhatian penuh akan bahan yang disimak
·         Menghindari kegiatan yang mengganggu

مع النجاح
***

Terimakasih anda sudah berkunjung di blog saya, jika ada penulisan yang kurang  benar saya mohon maaf. Sertakan kritik dan saran anda guna perbaikan.

Penulis: Agus Irawan

materi pertama bahasa arab 1

Assalamualaikum wr.wb
Salam sahabat blog, kali ini saya berbagi pangalaman belajar.
Yang saya tulis ini merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang di ajarkan oleh dosen saya, terimakasih kepada ibu Ani Susilawati,SS,M.Hum yang telah membimbing saya dalam mata kuliah bahasa arab 1
Mari langsung saja tak usah berlama” akan kita bahas:

Komponen yang paling kecil didalam bahasa arab disebut:
حر ف
حر ف  Dalam perguruan tinggi di pakai untuk penomoran dalam pembuatan skripsi
Di antaranya:
(ي و ء) ظ ش ي ق ص  ف  ع س ت م  ل  ك  ى  ط  حر لو ه د جبا

Di atasnya huruf yaitu kata
Di atasnya kata yaitu kalimat
كلمة
Contoh: انا أركل الحبز
Saya makan roti

Dalam bahasa arab ada 3 macam jenis kata:
Yaitu:
Isim, fi’il, dan huruf
Sekarang ini yang akan kita bahas adalah isim (ال ا سم)  adalah  isim
Isim adalah kata yang menunjukkan nama benda, nama orang, nama hewan , dan nama tumbuh”an dll
Misal:
الحر يه لة               : peta                         الشجرة: pohon
Untuk mengetahui isim ada beberapa cara yaitu:
1 Artinya
2 tanda”nya
Tanda”nya yaitu:
1.      Dimasuki al
2.      Ada tanwin
3.      Dimasuki huruf jar
4.      Huruf qasam atau kalimat allah
5.      Di awali dengan ma
6.      Di awali dengan mu
7.      Di awali dengan mi

Tanda yang pertama contohnya yaitu:
1.      Dimasuki al (ال)

الحر يه لة               : peta                         الشجرة: pohon

2.      Ada tanwin
                _________
3.      Dimasuki huruf jar
ال السوق  : ilal suuki
 pergi ke pasar

4.      Huruf qasam atau kalimat allah
 والله,االله, ; 'kasrah di huruf ha tanda fathah di atas waw dan

5.      Di awali dengan ma berharakat fathah, menunjukkan nama tempat
مد رسة

6.      Di awali dengan mu ma berharakat fathah, menunjukkan nama pelaku
مدرس    :           pengajar
اسي د     :           nyonya
   مجا هذ:           pejuang
7.      Di awali dengan mi ma berharakat fathah, menunjukkan namaalat atau isim alat
مسطرة         : Penggaris
      مزو حة  :  Kipas Angin
      مكنسة     :Sapu

Sebelumnya saya meminta maaf apabila dalam penulisan terdapat kekurangan maupun kesalahan, kritik dan saran para sahabat diharapkan dapat memberikan perbaikan...dan kedepannya menjadi lebih baik.... amiiin ^_^
Penulis: Agus Irawan
Terimakasih anda sudah mengunjungi blog saya

Jangan lupa like & komentar ya?

Blogger news

Blogger templates

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.